Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan mendapat laporan ada lembaga bimbingan belajar (bimbel) yang
memberikan kunci jawaban Ujian Nasional (UN). Anies pun akan menindak
tegas.
"Saya dapat laporan ada lembaga bimbel yang melakukan proses bantuan bimbingan pelajaran dengan memberikan jawaban ujian. Buat saya itu merusak citra pendidikan Indonesia, bukan hanya merusak proses pembelajaran siswa tapi juga merusak moral anak-anak yang ada di republik ini," ujar Anies di kantor Kemendikbud, Senayan, Senin (4/4/2016).
Anies pun meminta baik kepada orang tua maupun murid untuk segera melaporkan bila ada tindakan-tindakan seperti itu. Mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut berjanji untuk menindak tegas lembaga bimbel yang telah berbuat curang. Hanya saja ia tidak merilis lembaga bimbel nakal itu.
"Segera laporkan, baik orang tua maupun murid yang mengetahui ada bimbel yang membantu dengan cara memberikan jawaban, kita tidak akan segan untuk mencabut izinnya. Itu bukan bimbingan belajar, karena bimbel hanya membimbing anak untuk belajar bukan bimbingan contek mencontek," tegas Anies.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan bila ada murid yang di-bully karena berani melaporkan adanya proses kecurangan dalam ujia, Anies menyatakan negara tidak boleh tinggal diam. Ia juga meminta agar anak yang berani jujur untuk berani melawan.
"Soal pembully-an, ayo kita lawan. Sejak tahun lalu negara tidak tinggal diam atas kecurangan massal. Bila ada anak yang berani untuk melaporkan, kami akan bela, ayo kita lawan. Tunjukkan sekolahnya di mana, kita tegur kepala dinasnya. Karena sekarang yang jujur yang akan terhormat dan diapresiasi bukan jujur yang mendapat cemoohan," papar Anies.
Anies mengakui bahwa dalam pelaksanakaan UN bagi siswa SMA dan sederajat belum benar-benar sempurna. Namun pihaknya sepakat bahwa pada akhirnya proses sistem ujian akhir bisa lebih baik.
"Apakah 100 persen sempurna tidak, tapi apakah masih mungkin untuk diselesaikan tentu bisa. Mari kita perbaiki apa yang harus diperbaiki dan menegakkan integritas. Kalau 100 persen realistis bukan Indonesia namanya," canda Anies.
Sebelumnya Anies juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) berjalan lancar. "Alhamdulillah baik dalam negeri maupun luar negeri pelaksanaan UN berjalan dengan baik dan lancar. Meski sempat mengalami beberapa problem karena gangguan server tapi bisa segera di atasi dan server berjalan dengan baik. Hubungan siswa dan guru pun terbangun dengan baik," tandasnya.#detiknews
"Saya dapat laporan ada lembaga bimbel yang melakukan proses bantuan bimbingan pelajaran dengan memberikan jawaban ujian. Buat saya itu merusak citra pendidikan Indonesia, bukan hanya merusak proses pembelajaran siswa tapi juga merusak moral anak-anak yang ada di republik ini," ujar Anies di kantor Kemendikbud, Senayan, Senin (4/4/2016).
Anies pun meminta baik kepada orang tua maupun murid untuk segera melaporkan bila ada tindakan-tindakan seperti itu. Mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut berjanji untuk menindak tegas lembaga bimbel yang telah berbuat curang. Hanya saja ia tidak merilis lembaga bimbel nakal itu.
"Segera laporkan, baik orang tua maupun murid yang mengetahui ada bimbel yang membantu dengan cara memberikan jawaban, kita tidak akan segan untuk mencabut izinnya. Itu bukan bimbingan belajar, karena bimbel hanya membimbing anak untuk belajar bukan bimbingan contek mencontek," tegas Anies.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan bila ada murid yang di-bully karena berani melaporkan adanya proses kecurangan dalam ujia, Anies menyatakan negara tidak boleh tinggal diam. Ia juga meminta agar anak yang berani jujur untuk berani melawan.
"Soal pembully-an, ayo kita lawan. Sejak tahun lalu negara tidak tinggal diam atas kecurangan massal. Bila ada anak yang berani untuk melaporkan, kami akan bela, ayo kita lawan. Tunjukkan sekolahnya di mana, kita tegur kepala dinasnya. Karena sekarang yang jujur yang akan terhormat dan diapresiasi bukan jujur yang mendapat cemoohan," papar Anies.
Anies mengakui bahwa dalam pelaksanakaan UN bagi siswa SMA dan sederajat belum benar-benar sempurna. Namun pihaknya sepakat bahwa pada akhirnya proses sistem ujian akhir bisa lebih baik.
"Apakah 100 persen sempurna tidak, tapi apakah masih mungkin untuk diselesaikan tentu bisa. Mari kita perbaiki apa yang harus diperbaiki dan menegakkan integritas. Kalau 100 persen realistis bukan Indonesia namanya," canda Anies.
Sebelumnya Anies juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) berjalan lancar. "Alhamdulillah baik dalam negeri maupun luar negeri pelaksanaan UN berjalan dengan baik dan lancar. Meski sempat mengalami beberapa problem karena gangguan server tapi bisa segera di atasi dan server berjalan dengan baik. Hubungan siswa dan guru pun terbangun dengan baik," tandasnya.#detiknews
No comments:
Post a Comment